Book Review: Hector and The Secrets of Love by François Lelord


10 menit awal setelah melangkahkan kaki di toko buku, gue selalu ngabisin buat ngelilingin setiap rak yang nyediain novel. Entah itu new arrival ato bukan, best seller ato bukan, dan dari genre apa aja.

Dan 10 menit setelahnya gue bakal mulai milih-milih buku apa aja yang kira-kira bagus buat langsung dibawa ke kasir, cuma dilihat dari judul dan sampulnya (yes, forgive me for doing this).

TAPIIII, 15 menit setelahnya, gue abisin buat baca sinopsis dari setiap buku yang tadi udah gue lirik dan nebak-nebak isinya kayak gimana. Kalo gue ga terlalu suka, gue taruh lagi dan ngulang 15 menit untuk ngasih kesempatan buat buku-buku yang tadi ngga sempat gue lirik.

Well, kayaknya semua itu sebenernya ga ngabisin waktu 10-15 menit, deh.

Nevermind. Intinya, ibu gue suka kesel kalo gue kelamaan cuma buat milih novel doang. Jadi kan gue merasa kalo gue emang lama banget, gitu! But seriously tho, its very hard to choose.

Tapiii, kayaknya pas gue nemuin novel ini ga perlu ngabisin waktu selama biasanya. Iya, sih, i admit gue sempet muterin raknya dua kali. Ya, tapi kan dua kali doang. Dan pas gue baca sinopsisnya, gue langsung penasaran. I was like, i think its gonna be cool.

Ditambah lagi pas tau ternyata Hector adalah seorang psikiater.

Jadi, ini identitas bukunya:

Judul: Hector and The Secrets of Love
Penulis: François Lelord
Penerbit: Noura Books
Tahun Terbit: 2016
Jumlah Halaman: 376
ISBN: 978-602-385-181-2

Summary
Hector adalah seorang psikiater. Jadi udah familiar lah ya apa yang dilakuin seorang psikiater: meladeni pasien-pasiennya. Nggak jarang juga mereka itu mengeluh pada Hector tentang cinta.

Hector sendiri punya pacar namanya Clara. Clara kerja di sebuah perusahaan farmasi yang lumayan terkenal di negaranya. Suatu hari, perusahaan itu mau mengadakan pertemuan dengan beberapa psikiater pandai yang--menurut perusahaan itu--bakal berguna banget untuk membantu mereka membuat sebuah obat.

Obat yang mereka mau buat bukan sembarang obat. Obat yang mau mereka bikin awalnya adalah obat yang bisa menghentikan depresi. Menurut mereka banyak obat antidepresan yang kurang keliatan efeknya, kali ini mereka mau buat yang decent. Jadilah mereka diskusi, faktor-faktor apa aja yang bisa membuat orang-orang depresi pada awalnya. Para psikiater itu mengajukan pendapatnya masing-masing.

Sampai akhirnya ada seorang psikiater yang paling tua, paling profesional di antara mereka semua, menyebut suatu faktor yang agak membuat panas pertemuan saat itu: cinta.

Menurut si psikiater tua yang bernama Francois itu, cinta memang bisa membuat orang senang dan blablabla hal klise lainnya. Tetapi cinta juga bisa bikin orang sedih dan blablabla hal klise lainnya.

Sampai akhirnya pertemuan hari itu membahas cinta sampai akhir alih-alih obat pencegah depresi seperti yang mereka rencanakan.

Setelah makan malam, pemimpin perusahaan farmasi besar itu--namanya Gunther--berbicara serius dengan Hector. Membahas rapat tadi dan betapa serius tanggapan orang-orang mengenai apa yang Francois Tua ungkapkan.

All of a sudden Gunther jadi meminta bantuan Hector untuk mencari obat yang bisa mengendalikan cinta. Obat yang bisa bikin orang jatuh cinta satu sama lain--sampe ga bosen-bosen lah intinya.
Dan ternyata obat itu benar-benar ada.

Namanya Profesor Cormorant. Seorang jenius yang membuat obat semacam itu. Dia bekerja sama dengan beberapa ahli kimia, dan awalnya kerjasama dengan Gunther juga. Sampai tibatiba Prof. Cormorant menghilang. Dengan alasan obat itu belum sempurna. Dan ia khawatir Gunther bakal langsung memasarkannya padahal obat itu belum seperti yang dia inginkan. Beliau khawatir obat itu bisa membuat orang menjadi gila.

Gunther pun meminta bantuam Hector untuk mencari Prof. Cormorant. Gunther tahu Profesor akan percaya pada Hector karena mereka berdua sebenarnya berteman.

Dimulailah petualangan Hector ke Asia. Dari sebuah negara yang berbicara dengan Bahasa Khmer, lalu Shanghai di China, sampai ke bagian Tibet atas di mana suku Gna-Doa tinggal.

Perjalanan itu juga membuat Hector bertemu dengan orang-orang yang memberinya pelajaran tentang cinta. Juga mengungkapkan kebenaran tentang hubungannya dengan Clara--bagaimana akhirnya dia tahu bahwa Clara berselingkuh.

Perjalanan yang membuat Hector banyak belajar dan yang membuka mata Hector bahwa cinta itu bebas, dan ga bisa dikendalikan.

Review
Buku ini membahas tentang cinta dengan teori teorinya. Emang kedengerannya cheesy banget ya. Tapi karena dibahas pake bahasa dan dari segi psikologis, jadi gaterlalu cheesy, sih, buat gue.

Gue agak minder untuk bikin reviewnya karena gue mengklaim buku ini menjadi salah satu 'buku dewa'yang pernah gue baca. Ada beberapa buku lain yang gue kategorikan sebagai 'buku dewa'di otak gue karena menurut gue itu agak susah gue cerna walaupun gue ngerti isinya, such as seri trilogi The Maze Runner-nya James Dashner.

Sebenernya gue ngertingerti aja pas baca tapi kayaknya gue yang terlalu teralihkan dengan beberapa bahasan sains di dalam buku-buku itu jadi gue mulai lebay dan agak gimana gitu.

Tapi ini bukan science-fiction, sih, genrenya.

Kayaknya.

Gue tahu dan udah ngerasa aja gitu sebenernya hector dari awal udah sadar ada sesuatu antara Clara dan Gunther tapi dia terlalu naif buat ngakuinnya bc he loved her too much.

Curiganya gue itu pas Clara pulang kantor, dan di situ dideskripsiin katanya Clara kelihatan bahagia banget. Padahal biasanya dia cape atau apalah. Tapi malam itu dia keliatan beda. Well, emang ambigu sih. Emang bisa berarti apa aja, tetapi entah kenapa gue rasanya gimana gitu pasti ada apa apa di kantornya.

Selain itu juga pas setelah makan malam, Hector dan Gunther waktu itu kan ngobrol bareng, nah si Clara izin untuk duluan ke kamar. Dan di novelnya juga dibilang bahwa Hector ngeliat sesuatu di ekspresi Clara malam itu--ya namanya juga psikiater ya ga heran sih kalo dia peka sama hal beginian--tapi malam itu Hector ngelak dirinya sendiri dengan alasan dia percaya kalo Clara cinta sama dia.

Dan akhirnya terbukti kan kalo Clara selingkuh sama Gunther. Dia yang ngaku sendiri ke Hector pula.

Tapi paling ga Hector cepet nemu cewe baru hahaha. Namanya Vayla, cewe lokal dari suatu negara di Asia yang didatengin Hector. Cewek ini kerja di hotelnya. Suatu malam, Vayla dateng ke kamar Hector ngebawa dua pil obat dan surat dari Prof. Cormorant. Iya, ternyata profesor tau kalo Hector itu ditugasin untuk nyari dia. Di surat itu dikatakan kalo Hector harus  minum obat itu barengan sama Vayla.

Yang mengakibatkan efek mereka jadi suka satu sama lain!

Entah kenapa gue ga ngeship hector
sama vayla karna gue merasa awalnya mereka ga alami aja gitu. Fall in love with each othernya garagara sebutir pil dari sebuah eksperimen kimia. Ya maksud gue, this is so odd. Yang bener aja woy, mereka sama sama ga ngerti bahasa masing-masing. Gaada komunikasi, how the hell is it gonna work?

Hector dan Clara jug samasama egois. Mereka masingmasing emang udah cinta sama orang yang beda tapi duaduanya masih amasama gamau kehilangan. Ya mungkin emang it happens a lot to anyone, who am i to judge anyway?

Here are some things that blow my mind:
Hector jadi sayang dan care sama Vayla karena adanya dosis oksitosin lumayan tinggi di obat yang diciptkan Prof.Cormorant.yang dia percaya bisa membuat orang cenderung peduli, simpati, dan sayang satu sama lain.

TAPI TERNYATA...

Well Ternyata Hector dan Vayla sama sekali ga minum obat yang bisa bikin mereka jatuh cinta satu sama lain. Bc apparently tu pil yang mereka minum adalah placebo. YES A FREAKING placebo yang berarti sebenernya ga berpengaruh apaapa selain memunculkan sugesti di kepala mereka masing masing kalau pil itu bisa membuat mereka fall in love one another.
YES I WAS SHOCKED LIKE IS THIS SOME  KIND OF JOKE?!

Mereka ternyata cuma tersugesti woy.

Hector selama ini cuma dijadiin kontrol, bukan kasus. Mungkin Prof. Cormorant mau ngebedain otak orang yang minum obatnya beneran sama yang cuma tersugesti.

Ni novel emang agak mind blowing sih gue aja bingung bikin reviewnya. Wkwkwkwk. Tapi isinya lucu juga.

Tapi petualangan Hector ngga sampe situ doang. Perlahan-lahan beberapa petunjuk dari Prof. Cormorant membawa Hector bertemu dengan beliau. Tetapi Gunther juga masih tetap memburu sampel-sampel itu.

Gimana jadinya kalau Gunther memaksa Profesor untuk langsung memasarkannya tanpa tau efek yang bisa timbul akibat itu? Selain itu, apa Hector masih mau menolong Gunther setelah mengetahui kalo Clara selama ini selingkuh sama tu cowo?

Temukan jawabannya di Hector and The Secrets of Love! (apa si,  ish)

Buat makhluk di luar sana yang suka bertanya-tanya tentang teori cinta yang ga alay, bisa tahu langsung dari Dokter Hector. Dia punya semua jawaban anti-cheesy dari: Benih, Komponen Patah Hati,sampai Komponen Cinta--yang ketiganya ditulis sendiri oleh Dokter Hector!

Comments

Popular Posts