Book Review #4: Pinkberry Series 'Dunia Fay' (Resensi -4)


Judul: Dunia Fay

Penulis: Qurrota Aini

Penerbit: Dar! Mizan

Cetakan/Tahun Terbit: 1/Oktober, 2015

Jumlah Halaman: 180

ISBN: 978-602-242-689-9

Summary
Fay adalah anak yang unik. Dia sangat senang melukis dan dunianya benar-benar penuh warna. ‘Penuh warna’ yang dimaksud di sini itu benar-benar berwarna-warni. Fay mempunyai warna-warnanya sendiri: “A” itu biru terang, “B” merah darah, “C” hijau lumut... dan seterusnya.

Biasanya Fay melukis sambil mendengarkan musik. Bentuk-bentuk berbagai warna terlintas di depan matanya beberapa detik sambil berganti-ganti—menunjukkan persepsi warnanya untuk lagu-lagu tersebut. Dia bahkan bisa melihat warna dan bentuk petir saat listrik langit itu menggelegar. Melihat warna dari nama-nama temannya, dan suara-suara lain.

Awalnya, Fay merasa biasa saja. Walau saat kecil, teman-temannya sempat mengatainya dengan sebutan-sebutan seperti ‘orang gila’ atau ‘alien’. Fay memutuskan untuk menyimpan itu pada dirinya, karena saat itu ia masih delapan tahun dan orang-orang di sekitarnya tidak percaya pada Fay.

“Bayangkan, seperti ini ... kamu harus mengakui ketiadaan sesuatu yang nyata. Sesuatu tentang dirimu sendiri. Disebut gila. Dipandang dengan tatapan seaka-akan aku ini makhluk aneh.”

Tetapi saat ia beranjak remaja, semua ini terasa makin aneh baginya. Menyadari bahwa teman-teman dan orang-orang sekitarnya tidak seperti dia. Fay mulai cerita kepada orangtua dan ia dibawa ke beberapa psikolog. Di setiap konsultasi, menghasilkan asumsi yang berbeda-beda.

Ada yang memvonis ia kena sindrom anak tengah, sampai sempat disangka kena tumor otak. Fay menjadi bingung dan sedih. Masalah ini membuatnya bertengkar dengan sahabat terdekatnya, Sazi.

Dapatkah akhirnya Fay menemukan jawaban mengapa dirinya begitu unik?

Review
Jujur saja, ini salah satu dari sekian novel yang menurut gue keren yang pernah gue baca. Jadi, kayaknya gue udah sempat ngelirik ni buku beberapa kali di rak toko, tapi selalu ragu pas mau ngambil. Hm... ngapa coba?

Jadi, sampulnya itu menurut gue menarik. Warna-warni di atas awan gitu... gimana nggak cute coba? #plak. Pas lihat sampulnya, sih, gue mikir kayaknya ni buku seru. Tapi pas gue balik tu buku, dan gue baca sinopsisnya... gue ngerasa aneh gitu.

Yah, pertama, emang otak gue aja yang lemot sih sebenarnya. Padahal kalo dipikir-pikir lagi, tu sinopsis unik banget. Demi. Emang awalnya gue tuh kayak... ih? Apaansi ini maksudnya? Kok, huruf ada warna-warnanya gitu si? Apa coba? Kok gajelas sih? Terus gue kayak oon gitu kan, masih nggak ngerti sama kalimat yang ada di sinopsis katanya kalo dengar suara itu ada warnanya. I was like... aduh, bingung, ah. Kapan-kapan aja belinya kalo lagi mood mikir. Padahal penulisan buku ini nggak nguras otak banget, bahasanya santai.

Terus kedua, gue kira sinopsisnya sengaja dibikin kayak gitu gara-gara tu tokoh cuma pengen kayak terdengar&terkesan puitis gitu. Tadinya gue kira itu sengaja dianeh-anehin, gue kira itu nggak ada hubungan sama ceritanya samsek. Duh, i hope u get my point bc ... gue asbun banget, deh.

Tapi akhirnyaaaaaa.... setelah sekian sering ke toko buku dan keseringan ‘gak sengaja’ ngelirik ni novel lagi, ni novel lagi. Jodoh emang. Bilang itu jodoh! Bilang! Karena, buku ini bagus. B a g u s.

Sumpah deh, yang tertarik sama hal-hal berbau psikologi... boleh banget beli buku ini. Maklumin, ya, gue kayak gini. Akibat keseringan nonton Lie to Me sama Perception bareng emak!:(

Gue suka banget gimana si penulisnya mendeskripsikan warna-warna itu dari sudut pandang Fay. Gila, kelihatannya nyata banget kayak gue bisa ngerasain juga. #plak. Tadinya sempat gue kira penulisnya mengidap hal yang sama kayak Fay. Hahahaha... maaf, kak Qurrota Aini, youre just too cool, tbh. Abisnya, cara dia menggambarkan warna-warnanya tuh, kayak pas banget. Bentuk-bentuknya juga.

Pas baca awal-awalnya, pasti kebawa rasa penasaran setengah mati sebenarnya Fay itu kenapa. Jujur saja, gue awalnya mengira dia itu cuma berhalusinasi!:)

Penulisannya juga santai dan cocok sama kehidupan remaja sehari-hari. Di sekolah, kerja kelompok, main bareng sahabat dan teman-teman, sampai taksir-taksiran, haha.

Mestinya, jangan gue spoil ya Fay itu kenapa. Nanti gak penasaran lagi dong! Tapi, fenomena yang dialami Fay itu beneran ada, loh! Kayak di serial televisi Perception episode berapa gitu... Dr.Pierce nemuin sebuah kasus dan salah satu saksinya ada yang seperti ini—cuma, keistimewaan dia beda jenis sama Fay.

Yesh, jenisnya macam-macam. Biar nggak penasaran, makanya beli bukunya yak :P.

Kelebihan buku ini kayaknya udah beberapa gue sebutin di atas, ya. Tapi kelemahannya itu penulisannya bagi gue masih agak ngebingungin. Ada yang ngomong ‘aku’, ada juga yang ngomong ‘gue’. Yailah, actually it’s not a big deal,sih.  Yang suka ngomong ‘gue’ itu si Sazi, sahabatnya Fay. Tapi jadi gimana gitu BAGI GUE kalo dicampurin.

Pokoknya buku ini bagus. Kalo yang suka psikologi beli. Keren. Oke? Ok.

Maaf kalo banyak kesalahan, terima kasih!
xoxo

Comments

Popular Posts