Book Review: Under the Blue Moon by Cath Crowley


Yeay. Hi everyone. I'm not really good at opening tapi ya seperti yang tertera di judul, entri kali ini adalah resensi buku lagi. Sekarang, ngebahas tentang novelnya Cath Crowley.

Ini dia identitas bukunya...
Judul: Under the Blue Moon
Penulis: Cath Crowley
Penerbit: Noura Books
Jumlah Halaman: 303
ISBN: 978-602-0989-73-0

Jadi buku ini menceritakan tentang Lucy yang terobsesi dengan Shadow. Nama seniman jalanan yang biasa menggambar grafiti di tembok-tembok yang menganggur.

Lucy kagum banget sama semua lukisan Shadow yang menurutnya memiliki banyak makna. Mungkin memang kalo dipandang orang awam lukisannya aneh, tapi buat Lucy dan orang orang yang suka banget seni, gambar cewek yang memiliki peta di sekeliling tubuhnya, burung yang terperangkap di dinding bata dan hantu dalam botol itu artinya sangat dalam.

Lucy sering membayangi bagaimana rupa Shadow sesungguhnya. Menurut Lucy, mereka pasti akan langsung sama-sama 'nyambung' dan 'menyatu'. Shadow pasti orang yang mengasyikkan dan dalam angan-angan Lucy mereka akan sama-sama jatuh cinta.

Lucy hanya nggak sadar bahwa Shadow sebenarnya adalah salah satu orang yang pernah ada dalam hidupnya.

Suatu malam, merayakan tamatnya Lucy dan teman-temannya ada di kelas 12. Lucy menganggap itu petualangan mencari Shadow. Beberapa dari yang lain menganggap petualangan untuk mencari orang yang tepat. Beberapa dari yang lain menganggap sebagai kesempatan dalam kesempitan untuk membobol sekolah!

 Petualangan satu malam yang mengungkap segala rahasia, menyatukan yang terpisah, dan memperbaiki yang rusak.

Review
Dang it. Gue baru sadar ini buku tahun 2010-an setelah liat di dalem bukunya. Tapi ternyata cetakan pertamanya di Indonesia keluarnya tahun 2015.

Covernya didominasi warna biru. Tembok biru muda dan cipratan cat biru tua. Shadow banget kaaannn! Wiii!! Nyambung sekali sama isi ceritanya tentang pelukis jalanan yang suka menumpahkan karyanya di malam hari. Melukis dalam gelap.

Kalo dari penulisannya, gue kadang ga ngerti. Gabisa nangkep apa maksudnya. Entah karena itu novel terjemahannya gimana gitu, atau Cath Crowley yang memang nulisnya pake bahasa Seni yang enchanting, atau emang guenya aja yang bego.

Kayaknya opsi ketiga yang paling bener, deh.

Tapi jalan ceritanya tetap bisa dimengerti. Dan isinya keren sekali! Cerita petualangan satu malamnya itu ngingetin gue sama ceritanya John Green yang judulnya A Cheertastic Christmas Miracle, salah satu dari tiga cerita yang ada di novel Let It Snow.

Tapi ini lebih panjang.

Satu malam untuk satu novel coba. Hebat kan.

Jadi, Lucy semaleman itu diantar oleh temannya, Ed, ke tempat-tempat di mana Shadow biasa melukis.  Lucy sama Ed itu dulu sempat nge-date btw. Dan mereka agak sentimen karena Lucy matahin hidung Ed  pas mereka date dua tahun lalu.

Dan kejadian patah hidung itu agak cukup berarti di cerita ini sebenarnya.

Lucy mengungkapkan kekagumannya sama semua lukisan Shadow selama mereka jalan-jalan. Jalan bareng Ed berguna banget. Karena ofc Ed tau semua spot tempat Shadow biasa melukis. *mysterious smirk*.

Peristiwa nggak terduga juga sering bermunculan. Ketemu sama Malcolm, musuh Ed yang suka nagihin utang sampe telinga Ed ditindik pake jangka. Gila kan. Jatuh gelinding dari bukit sampai Ed kegilas sepeda.

Mereka jadi bisa kerja sama dan ga berantem lagi. Ed sama Lucy jadi sering bertukar cerita. Tentang kekhawatiran Lucy mengenai orangtuanya, sampai kenapa Ed memutuskan untuk berhenti sekolah sejak kelas 10. Waktu itu Ed bilangnya karena Lucy matahin hidung dia. Tapi dia punya alasan sebenarnya.

Diem-diem, tumbuh deh spark-spark yang udah lama nggak mereka sadari selama dua tahun belakangan ini..! Yeaayy.

Lucy jadi bimbang, apa dia masih penasaran untuk mencari Shadow, atau dia bakal lebih milih Ed.

Pembagian chapter di buku ini sesuai dengan Point of View tokoh. Jadi ganti-ganti, Ed-Lucy-Ed-Lucy. Kadang ada juga chapter untuk Poet--temennya Shadow--yang terisi dengan puisi-puisi bikinannya.

After all, plot twist di buku ini bagus banget. Nyeritain tentang seni dan mimpi. Konflik yang bermunculan juga nggak alay. Cuma kadang bahasanya bikin gue bingung.

Recommended buat umum. Mungkin yang cinta seni, bakal lebih ngerti dari gue.

That's all for now. Sori buat semua kekurangannya. Thanks yang udh mau baca this far. It means a lot!

Xoxo.

Comments

Popular Posts